"Tak terasa tahun ketiga akan aku arungi masa renangi
buah citaku dalam gapaian angan. Saat ini merupakan gapaian hari yang sangat
singkat untuk meniti waktu yang kian mengikis. Ya mengikis kesempatanku untuk
bercerita indah tentang manisnya masa-masa di bangku kuliah ataupun terkikisnya
usiakku yang kian hari kian bertambah. Kini aku harus terus mawas sembari
menatap hari esok dengan mantap, meskipun aku rasa tak mampu lagi menapaki
jalan depan dengan kepastian. Terkadang ingin aku kembali mengulangi rute yang
dulu aku tapaki bersama perbaikan diri yang dulu tersiakan, namun langkahku
kian jauh dan tak mungkin aku kembali... Mengapa dulu aku menyia-nyiakan
hari,mengapa aku terlalu cuek memandang senyata diri yang lemah, lemah akan
segalanya.ya segalanya. Mengapa aku harus terombang-ambing bersama
kepastian yang belum jelas angan asa tentang dia hanya sebuah ilusi yang sempat
aku raih hanya kegamangan dan sakit hati. Andai aku tahu itu hanya 'Duka'
terbungkus 'manisnya kata' mungkin aku takkan
berharap-harap sebuah prisai indah antara aku dan dia. Adalah kau sahabatku
yang telah menggoreskan luka di atas luka... Dengan teganya kau merampas segala
kebahagiaan dan impianku. kau rebut dia dari tanganku, bukankah kaupun tahu
kalau Dia itu......." Tak kuasa lagi Lyana melanjutkan kata-katanya,
seakan kembali perasaannya digelayuti beban rasa yang tak kuasa ia tanggung.."Kaubagaikan
pagar yang makan tanaman... sungguh tak pernah aku menduga..." Nada
sendu almarhum Ayah Megy Z pun kembali muncul menyeruak dalam ingatan Lyana (loh
kok dangdut sih?. Kan ceritanya lagi ber-'tangis Bombay', wajar toh kalo pake
sedikit Jempol bergoyang dangdut, so Bollywood banget gitu loh. Grrrr jangan
banyak protes ya. Hihihi). Lyana hanya bisa menangis di atas
pembaringan..kepada siapa ia harus mengadu dan berkeluh kesah, pikirnya.
Sementara dia Imelda sahabatnya yang ia percaya sebagai tempatnya berbagi
cerita dan berkeluh kesah telah menghianatinya. Duuh Gusti Allah Pangeran
Abdi... rintih suara hati Lyana kuat membathin. Bersama isak tangisnya
yang nyaris tak terhenti. Air matanyapun kini menggenangi tempat peraduannya alias
melukis pulau dengan air matanya di seprei tempat tidurnya. (uniik
gak tuh, hihihi). Kidung 'Menangis Semalam'
miliknya Audi-pun ikut menghantarkan Lyana kedalam hangatnya pelukan sang malam
alias zzzz tertidur pulas... Angan asanya terbang ke Nirwana dan membawanya
kesuatu tempat,
"Ya kita mulai dari hitunga satu lagi, kedua tangan... kiri dan kanan
semuanya di pinggang... sekarang pinggul mulai di goyang ya gitu, kekiri dan
kekanan.. satu, dua, tiga, empat....!" Suara lantang terdengar seorang ibu
instruktur olahraga yang pagi itu sedang membimbing ibu-ibu dari Persit Kartika
Chandra di sebuah halaman kongsi Markas TNI AD di lingkungan KODAM III
Siliwangi Bandung. Dari kejauhan pula samar-samar tedengar derap langkah
prajurit yang sedang berlatih baris-berbaris dengan sesekali disertai yel-yel
kekompakan regu. Bisa jadi kalo rombongan pasukan itu prajurit junior Tamtama
yang sedang mendapatkan pelatihan khusus dari para seniornya. Sementara itu
dari balik pagar terali kawat besi berduri markas TNI AD itu tampak seorang
anak laki-laki kira-kira baru berusia 13 tahunan, berdiri tegak sambil
memandang kedalam asrama merasa takjub. Anak laki-laki itu Fredy Budianto
namanya. Tatap matanya masih terlihat pada sebuah bangunan permanen dimana
didalamnya terdapat segerombolan pria berseragam loreng-loreng yang sedang
asyik bercengkerama dengan teman-temannya. Pandangan Fredy kian lekat saja tak
lepas dari seorang laki-laki yang sesekali tersenyum padanya.
"Frediii....!"sapanya dari belakang, sambil pundak Fredy di
peganginya. "Sedang melihat apa, De?" tanyanya lagi sambil menatap
Fredy kuat dan sesekali turut pula melihat apa yang sedang Fredy lihat.
"Ooo itu, kamu bener-benar ingin jadi tentara ya kalo udah besar nanti...
sebuah cita-cita yang bagus... tapi kamu juga harus tau De.. meskipun
kelihatannya Gagah menjadi seorang tentara itu penuh dengan duka dan tantangan,
jadi tentara itu cape loh De, coba aja kalo gak lagi tugas tiap pagi, siang
bahkan sampai malam harus terus berlatih fisik agar tidak loyo, (kan
gak TNI banget masa harus Loyo sih...hihihi). Dan tidak itu saja
apabila suatu saat di pindah tugaskan di daerah konflik harus siap lahir batin,
siaga selalu dan tahan banting...Gak boleh gak dan konsekuensinya kamu harus
jauh meninnggalkan orang-orang yang kamu sayangi ya Pacar, teman-teman kamu
serta keluargamu di rumah. Meski jaminan untuk bisa kembali lagi dengan selamat
bertemu keluarga dan orang-orang tersayangmu itu kemungkinannya sangatlah kecil
sekali, ya sekecil gaji yang mereka terima dari Negara untuk tiap
bulannya.." katanya lagi sambil terus nyerocos memberi penjelasan super
lengkap. Sementara Fredy yang mendapat kuliahan gratis tetap diam membisu dan
hanya bisa geleng-geleng kepala saja sambil tatap matanya masih tak lepas dari
apa yang sedang ia lihat. "Kamu dari tadi keliatan serius banget, lagi
liatin apaan sih De?". "Liat Teh, bukankah itu Eteh Imel sama mas
Bryan yang sering kerumah kita..?"kata Fredy sambil menunjuk dengan
telunjuk jari tangannya nun jauh kearah didepannya. "Haah!! Ya sedang apa
Imelda di sana ya?" Tanya gadis disamping fredy itu tambah penasaran, tapi
ketika bola matanya sempat beradu pandang , Imel tertunduk malu. Sedangkan pria
yang berseragam tentara yang teramat di kenal Fredy karena sering
memberinya permen, coklat ataupun bahkan Martabak telor Bangka yang super jumbo
itu untuk ukuran Porsinya. Tatkala mas Loreng itu Fredy sering menyebutnya
begitu, beranjang sono kerumahnya. Apalagi kalau bukan ngapelin kakak Ceweknya
yang cantik itu. Bryan Permana nama lengkap cowok tentara itu, ia
berbadan tinggi tegap standar ukuran seorang scurity Negeri ini lah. Sopan,
supel tampan pula wajahnya. Baik hati, sayang lagi perhatian dengan keluarga
Fredy (Tapi rajin menabung nggak ya...hihihi). juga
termasuk pula tentu dengan Lyana ,kakaknya...(ehmm la iyalah kan
lagi ada ....nya). Sesekali Bryan melambaikan tangannya kepada
Fredy dan Lyana... lamat-lamat terdengar teriakannya, "Dadah Lya, selamat
pagi n' selamat tinggal...!" katanya sementara tangannya tak lepas memeluk
Imelda dengan mesra.Sedangkan Imelda masih saja terlihat tersipu malu, batinnya
terus bergejolak, "Ma'afkan aku Lya, bukan aku bermaksud..." Hati
Imel membathin. Tak kuasa melihat pemandangan di depan matanya itu Lyana
langsung cabut berlari meninggalkan Fredy adiknya yang masih menatap Imelda dan
Bryan. Lalu... "Jebrettt, debrukkk, Crieeetzz...!!"
sebuah kendaraan Colt Diesel pengangkut sayuran mengerem mendadak dan
menabrak Lyana, Lyanapun terpental jauh dan teberguling-guling di pinggir
jalan. Melihat keadaan itu Fredy kalap berlarian menjemput kakaknya. Dan
bersama Supir mobil dan Mbak bakul sayur berusaha keras menyadarkan,
membangunkan Lyana. "Teteh Lya, bangun dong teh!" . "Iya Lyanaa
sayang bangun doong..!" terdengar lamat-lamat samar di telinga Lyana suara
Mamah dan Papahnya dengan nada begitu khawatir. "Ehmmm aku dimana ini
?" Tanya Lyana ketika baru sadar dari pingsannya. Eh tidurnya, tadi
ceritanya Lyana lagi mimpi tuh... "Hihihi...teteh Lyana Mimpi naon sih,
masa orang sare sampe jauh dari tempat tidur..hihihi lucu pisan?" Tanya
Fredy seneng liat mbaknya siuman sambil sedikit menggoda kakaknya yang cantik
itu. "Haah mimpi..?" Tanya Lyana lagi di sambut gelak tawa Fredy
adiknya dan kedua ortunya. Heh syukurlah kejadian barusan tadi hanya mimpi
kalau tidak, hihihi gak mau deh sepanjang hidup aku ngalamin kejadian tadi,
pikir Lyana lega.
Enam bulan kemudian...
"Maah !!!" ."Iya ada apa sayang?". "Lyana hoyong
nyusul Papah aja... bolehkan Mah, Lya udah gak kuat lagi
Mah...!" kata Lyana ketika merasakan sakit luar biasa menyerang
tubuhnya.Semenjak terputusnya hubungan Lyana dengan Bryan kekasihnya yang
tentara itu. Akibat dari kehadiran pihak ketiga yakni sahabatnya sendiri,
Imelda. Bawaan keseharian Lyana berubah drastis Lyana menjadi sosok gadis yang perenung
plus pemurung, pendian dan penyendiri apalagi kira-kira satu bulan yang lewat,
yang konon papah tercintanya telah kembali lebih dulu kepangkuan sang pencipta,
hal ini bertambah lengkaplah sudah deretan derita seorang gadis bernama Lyana.
Dia makin terpuruk dalam lamunan panjangnya. Dari sikap Lyana yang konyol itu,
Lyana yang jarang makan dan kebanyakan hanyut dalam kesedihan memaksa dirinya
harus terbaring di salah satu kamar Rumah Sakit Permata Hati, akibat terserang
penyakit Tyfuss.
Sehari-harinya di rumah sakit sambil menunggu kesembuhannya, Lyana
habiskan waktunya untuk berbagi cerita pada teman-temannya di Facebook...
atau juga hanya sekedar ber-say hallo dengan kenalan barunya di dunia
maya Facebook sebuah jejaring sosial ajangnya gaul masa kini. Seperti
siang itu wajah Lyana terlihat sumringah ketika mengomentari salah satu catatan
teman facebooknya, saat itu ia membaca sebuah tulisan
Romansa membiru yang di tulis Bimo Wardana. "Akkhi bikin terharu
saja...ini Lyana banget..." tulisnya di kolom komentar. "Ohya
alhamdulillah deh kalo gitu.. tapi maafin Akhi ya Ukhti, kalo bikin hati Ukhti
terharu inget sama.... Tapi ntar juga banyak tulisan gaul abis yang insya Allah
positif untuk peneguh hati. Ukhti do'ain akhi biar terus di kasih kesehatan sama
Allah agar bisa terus menulis, makasih ya tuk Apresiasinya..!?"Jawab Bimo
masih di kolom Komentar. "Di tunggu catatan terbarunya ya...
D-I T-U-N-G-G-U banget, ukhti sibukkah?" Tanya Lyana lagi.
Tapi karena emang Bimo lagi banyak gawean ia belum sempat menjawab pertanyaan
itu. Sampai tulisan–tulisan berikutnya yang Bimo tulis hadir turut meramaikan
ajang gaul di catatannya di sebuah wall Facebook.
Sore itu disela-sela menjelang berbuka puasa, hp Bimo bunyi melantunkan
sebuah kidung 'Manusia biasa' milik Duo Voice Nino n' Nuno.Mengagetkan
Bimo yang tengah asyik menikmati bacaan sebuah buku religi dikamarnya.
"A'a...setelah buka puasa nanti tolong hubungi Dede ya!" pinta SMS
itu. Akhirnya selesai berbuka dan shalat maghrib Bimo hubungi jua nomor itu yang
tidak lain milik Lyana, adik manis facebooknya yang
sering membuat hati Bimo jengkel tujuh keliling kalo di hubungi selalu saja di
rejek ataupun "Maaf nomor yang anda hubungi sedang dialihkan, silahkan
tinggalkan pesan... apa saja deh asal jangan pesan makanan seperti kurma atau
kolek pisang misalnya menu buat tajil berbuka puasa. Soalnya gak ada yang buat
dan susah ngirimnya... hihihi" kata opertor bebodornya salah satu provieder
memberi penjelasan Gokil abizz. (kata Zaenal Tuyung sih
bilang,Tammbahaaan....!! Hehehe). Terkadang jengkel itu berubah
jadi rasa sayang dan benci itu pula menjadi rindu...itu tandanya apa yah? tau
ah Ngelap eh Gelaap ya Rin, konsletingnya kebuka sih. Hahaha, untung burungnya
gak terbang ya Rin?...Iiiidiiih gak mau ah ntar ada yang bangun lagi, kata Maya
Cinta dalam komentarnya Ingin menjeriiiit.
"Nyuruh aku ngubungin kamu ada apa sih De?". "A'a makasih ya
buat tulisannya, Lyana udah baca sampai bagian terakhir catatan itu, tapi
kenapa di Special thanks-nya nama Lya, kok jadi Lyana
Sunanto.. iih malu-maluin aja.." kata Lyana sedikit protes. "Bukankah
kamu seneng De kalo nama yayang kamu dicantumin, abis aku baca di profil kamu
namanya itu jadi, Lyana Sunanto,ya udah gue tulis gitu apa adanya.." .
" hehehe iya deh gak apa-apa..". "Duuh senengnya Ibu DAN Alas
Roban petang ini, udah resmi jadian nih?" kata Bimo menggoda hanya
terdengar gelak tawa dari seberang sana.
Ohya pasti temen facebooker belum tau siapa itu
Sunanto.Konon menurut sumber yang mungkin dapat di percaya nama lengkapnya
Agung Sunanto putra Madiun asli yang merupakan pacar barunya Lyana. Dia juga
menurut sumber tadi, ehemm kakak seniornya Bryan dikesatuannya TNI AD. Mungkin
juga Lyana merasa sreg dan terhibur dengan kehadirannya yang mengisi
hari-harinya menggantikan Bryan di hatinya. Meskipun konon menurut Lyana
sudah menemukan pengganti tambatan hatinya, Calon ibu Fsikolog ahli kejiwaan
ini mengaku teramat sullit untuk melupakan sosok makhluk keren yang berlabel
Bryan,baginya Bryan sudah menjadi cinta matinya mungkin kalo nanti di madupun
Lyana mau tuh. (tapi maaf seorang TNI gak boleh punya istri dua
bisa-bisa kena Disipilioner ama atasannya alias PHK, hihihi).
Segalanya yang ada pada diri Bryan menurutnya Perfecto
nyaris sempurnano.
Seperti malam itu Lyana mengontek Bimo dan banyak bercerita tentang Bryan
dan Imelda sahabatnya itu. Mengapa dia hanya mau berbagi cerita masalahnya
hanya sama Bimo, mungkin karena menurutnya lagi hanya Bimo yang paling mau
mengerti keadaannya saat ini. Apalagi konon, menurutnya lagi Bimo bagai sosok
figure yang dapat menggantikan keberadaan Papahnya yang telah tiada, begitu
menurut pandangan kaca mata Capung milik Lyana (tapi bukan berarti
Bimo mo dijodohin ama Mamahnya Lyana kan, ya nggak, bener gak Ly? Gak-gak-gak
).
"A' tadi Mamah telpon memberi kabar kalo Mas Bryan ama Imelda mau
married...". "Ya terus kalo mereka jadian menikah emang kenapa?"
Tanya Bimo lagi pura-pura kagak Ngerti. "Sakit hati ini, kak sakiiit
sekalii..!"katanya lagi mulai terdengar isak tangisnya mulai meledak kaya
petasan cabe bulan puasa, cetar-ceter.. "Pokoknya kalo Imel jadi nikah
sama Bryan aku gak ikhlas, gak ridha kak!" Bimo tertawa kecil, dalam hati.
Ceritanya Lyana belum menerima alias belum ikhlas melepas Bryan untuk Imelda
sahabatnya. Bimo paham dengan sikap manja dan terkadang emang egois yang di
maksud. Lyana Jeoulus alias Cemburit eh cemburu berat. Akhirnya Bimopun
meanganjurkan Lyana beristighfar dan memberikan beberapa pertanyaan pilihan ke
Lyana. "Dede pilih mana kebahagiaan semu atau kebahagiaan abadi?" .
"Ya kebahagiaan abadi." Jawab Lyana di sela-sela isak tangisnya.
"Ade memilih ketenangan atau kegundahan?" Tanya Bimo lagi.
"Ketenangan dong!" jawabnya lagi masih diselingi suara tangisnya
meskipun mulai terdengar mereda. "Dede pilih Kebaikan atau kejahatan,
pilih pahala atau dosa?". "Ya pilih kebaikan beserta pahalanya
juga.."jawab Lyana lagi. "Kalo begitu Dede memilih jalan lurus ke
Syurga..kalo demikian Dede harus ikhlas ridha membiarkan Imelda sahabat Dede
menikah dengan Bryan mantan pacar Dede, gimana sepakat dengan ini semua Bu DAN
Alas Roban?". "Tapi kenapa harus menikah dengan Sahabat Lyana sih
kak...sakiit hati ini, sungguh sakit kak, kakak belum pernah merasakannya
sih?" kata Lyana berapi-api manja. "kata siapa aku gak pernah di
tinggal Married ama pacar, aku udah pernah 2 kali malah De, yang terakhir itu
kejadiannya sama seperti Dede. Dia menikah dengan sahabatku, teman seperjuangan
di pengajian Suro dulu. Tapi aku ikhlas mungkin dia ditakdirkan bukan jodohku,
lagian dunia ini luas De dan lebar tak selebar Daun Kelor (Daun yang
pada Zaman perjuangan dulu buat nasi bungkus, unik banget daunnya kalo
pengen liat kaya apa daun kelor itu silahkan anda nongkrong di lesehan
sepanjang jalan Grage Mall Cirebon dan nikmati nasi Jamblang yang khas di
bungkus daun kelor...).Inget De, Allah SWT berfirman :"Orang
yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya yang demikian itu suatu hal yang
diutamakan.." (QS.Assyura : 43).Udah sekarang
jangan menangis lagi, nanti malam shalat Tahajjud, hajat dan istikharah...
insya Allah... Allah SWT akan memberi ketenangan dan jalan keluar yang
terbaik." Kata Bimo menganjurkan Lyana untuk kian merapat mendekatkan diri
kepada sang penciptanya. "Tapi nanti malam gak bisa Dede lagi dapet
Kak?". "Ya udah lain waktu juga boleh.." kata Bimo lagi.
"A'aa...!". "Iya aku masih disini kok De..ada apa?".
"Peluk Dede..dong..!" rengek Lyana Manja. "Iya sini Aku
peluk...ehmm." Kata Bimo lagi menuruti keinginan Lyana dan selanjutnya apa
yang terjadi, biarlah menjadi kenangan dan rahasia mereka berdua di malam yang
cukup dingin itu. (buat temen-temen facebooker jangan ngiri yah,
inget loh orang ngiri tandanya tak mampu, hiihiihii).
Sebagai seorang sahabat yang udah lama banget mengenal sahabatnya,
sebenarnya Imelda teramat gak tega melihat keadaan sahabat baiknya itu. Ia
ingin sekali membagi kebahagiaan itu dengan sahabatnya tapi apalah daya
kebahagiaan yang sedang ia rasakan saat ini bukanlah berbentuk barang ataupun
benda yang bisa di potong jadi dua dan di bagi dengan Lyana karena ini
masalah hati dan sebuah masa depan kehidupannya kelak, paling setidaknya ia
hanya bisa mawas diri bila sedang berdekatan dengan Bryan dihadapan Lyana,
sahabatnya. Ataupun tidak sekalipun menyinggung ataupun bercerita tentang
Bryan di depan Lyana yang menurutnya cukuplah untuk berbagi peduli dan
kasih sayang dengan Lyana yang ia kenal semenjak kanak-kanak itu, semenjak ia
berdua duduk di bangku SMP dulu banget sampai kini ia sama-sama duduk di bangku
kuliahan. Mereka berdua sekarang memang tercatat sebagai mahasiswi di salah
satu Universitas di kota kembang Bandung.Tapi tidak bagi Lyana ia tetap
menganggap Imelda adalah saingan beratnya, bisa di kata Rival terberatnya
mungkin kalo di kilo udah gak ada timbangannya lagi kali kitunya, hehehe.
Karena bagaimanapun menurutnya Aku yang mengenal Bryan untuk pertamakalinya dan
konon katanya juga udah resmi jadi pacar 'Mas Cepak' itu.
Sedangkan Imelda mengenal Bryanpun berawal mula dari perkenalannya yang
pelantaranya juga Lyana sendiri. Masalah yang kemudian timbul Bryan terjatuh
berpindah hati dari Lyana beralih kompas mencintai Imelda itu sebenarnya
kesalahan Bryan yang tak bisa menghargai nilai-nilai sebuah persahabatan mereka
berdua. Mengenai apa penyebabnya dan mengapa Bryan sampai hati menyakiti Lyana
selingkuh didepan mata Lyana, biarlah cukup mereka berdua yang tau alasannya,
apa dan mengapa harus begini begitu, bla-bla-bla... (jadi inget
salah satu lirik tembang jawa dari sebuah karya seniman jawa pantura Almarhum
Yoyo Suwaryo, yang bercerita tentang Jodoh Jorok, hehehe).
Siang itu Imelda bersilaturrahmi ke tempat Mess Lyana PKL di Malang, yang
kebetulan hari itu Lyana sedang istirahat karena terpeleset di kamar mandi
akibat kebanyakan 'menangis semalaman' dan terlalu
berat memikirkan Bryan dan Imelda hingga kakinya terkilir dan tak bisa
beraktivitas seperti biasa. Malah jadi ngerepotin temen-temen sekampusnya
bilang saja Sono, soni atau siapalah dia konon sudah dua kali menjatuhkan tubuh
Lyana kedalam Got depan Messnya, abis lumayan Bohay sih tuh body Lyana jadi
teman-temannya rada kesusahan juga kalo harus menggendong Lyana untuk pergi
berobat atau sekedar mengajaknya membeli makanan untuk berbuka puasa.
"Lyana...Ma'afin aku ya Lya...!" kata Imelda yang langsung memeluk
Lyana yang sedang sibuk membuka-buka hasil tugas PKL teman-temannya...
"bentar-bentar, Imel-Imelda kenapa dan memengapa kamu ada di
sini...?" Tanya Lyana sammbil terkaget-kaget benar-benar surprise...
"Ma'afin aku Lyana... ya ma'afin.". "Ssst sudahlah Imelku
sayang, hapus dulu air matamu udah cep-cep...!" kata Lyana sambil
mengusap air mata sahabatnya. Lyana tak kuasa melihat sahabatnya duduk
bersimpuh di hadapannya sambil meneteskan air mata. "Aku memang salah Lya,
sudah banyak membuatmu susah, maafin aku... gak ada niatan apapun untuk membuat
hatimu sakit dan menderita seperti ini...". "Sudahlah Mel, aku tau
semuanya bukankah bentar lagi kamu akan menikah dengan Bryan dan seharusnya
kamu senang sayang... sebentar lagi kamu akan berdampingan dengan Bryan, kamu
akan jadi Nyonya Bryan..?" kata Lyana kali ini begitu arif. Tapi aku gak
mau menyakiti hati kamu lagi Lyana, aku rela membatalkan pernikahan ini demi
sahabatku, yaitu kamu Lyana..." "Loh kenapa harus dibatalkan Imelku
sayang...Aku udah ikhlas kok kamu menjadi pendamping Bryan, aku hanya titip
pesen jaga Bryan untukku ya?" pinta Lyana sambil menatap mata Imelda lekat
dan dalam. "Tapi..." "Husss, sudahlah aku ikhlas kok
sayang....Aku tahu kita memang terjatuh dalam satu pilihan dan itu tak mungkin
kita bagi dua meskipun kita bersahabat...." Kata Lyana sambil kembali
memeluk sahabatnya Imelda erat-ert dan mereka berduapun terbuai dengan tangis
sisa semalam yang belum usai.
Lyana Teruntuk sahabatku Imelda kshan km jauh" dri
bndung dtng ksni hnya untk mnta maaf pd Lya??tenang ja Lya ga pa"
dia itu jdoh mulaki"yg dl ada dlm hatiku sbntar lg akn jdsuami mu...
...Ila hrap prsaudraan qt jgn pecah gra"hal ini
Lya cmn ti"p psan pd calon suami mujgn minta maaf sma Lya!mnta maaplah
sma ke 2 orngtua dan kluarga Lya.krna mrka yg kecewa n tersakiti
Doa restu ku ada untk kebahagiaan klian.
Bimo Siiiplah!!ini baru Lyla namaY, yg tegar dn punya
hati.. willy, aQ bangga pisan. aQ jd tmbh syg... jgn lupa ntar mLm y?
Kamispukul 13:32 · SukaTidak Suka · suka
Balas Bimo bangga membaca status Lyana yang mulai tegar menerima kenyataan
itu.Sambil mendesah panjang Bimo menutup laptopnya dan berlalu sambil bersiul
dan menyanyi... "Selamat tinggal masa Lalu aku akan melangkan, maafkanlah
segala yang telah aku lakukan padamu...." TAMMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar