"Usahlah menangis, berikanlah aku satu senyum saja...lupakanlah
semua problema yang ada berikanlah aku satu senyum saja..." Lirik
lagu Dewa19 memenuhi ruang kerja Bejo di kontrakannya. Sementara Bejo terlihat
santai dan asyik membaca sebuah buku tentang 'Cinta' tulisan penulis ternama
Chalil Gibran. Sampai kemudian HP bututnya menyapa keras pengatkan telinga,
"Halo Assalamu'alaikum, A' maafin Dede ya kalo
kemarin bikin hati A'a sakit, Dede nyesel?". Kata suara di seberang sana
yang sudah tidak asing lagi di telinga Bejo. "Dede kenapa mesti minta
ma'af, Dede gak punya salah kok...dan seandainya punya salahpun udah A'a maafin
kok. Justru A'a yang seharusnya minta ma'af sama Dede. Mungkin A'a terlalu
ngoyo kali ya buru-buru bilang suka ke Dede, tapi mendinng gitu daripada di
tahan-tahan terus nanti jadi penyakit hati mendingankan terus terang,
jujur...masalah nyangkut nnggaknya perasaan itukan terserah yanng punya
hati." "A'aaa ma'afin Dede, Dede juga sayang A'a, Dede nyesel..
banget ma'afin Dede ya Aaa?". Katanya merajuk manja. "Aku jadi
bingung harus berapa kali sih aku jelasin ke kamu De... De udahlah yang sudah-sudah
emang senyata diri aku begini ini adanya... ibarat orang pinter bilang sih
performa A'a kaya gini ini, banyak kekurangannya bila dibandingkan dengan
temen-temen Faceboker Dede yang keren-keren berpangkat lagi, pinter n' tajir
pula.. ibarat sebuah kendaraan mereka-mereka itu merek ternama mahalpula
harganya seperti, Baby Benz, BMW, Hyundai ataupun Mercy.. Sementara A'a apalah
aku dimatamu, udah jelek, miskin, bego lagi ...Ibarat kendaraan, kendaraannya
Bang Doel yang sering ngerepotin Mandra di jalanan kalo lagi di bawa buat narik
penumpang. Itu Opelet... Jadul..". Kata Bejo merendah biar hatinya puas.
Diseberang sana mulai terdengar ketawa kecil. "A'a Dede kangen ..!"
sahutnya sendu. "Samma aku juga kangen, tapi sudahlah mo bagaiman lagi
ibarat nasi sudah menjadi Bubur, sekarang kita tinggal sma-sama ngikhlasin aja
ya?! Wassalamu'alaikum...".
"A'aaa...!!!" Klik Tut-tut-tut, Bejo menutup sambungan teleponnya.
Makasih De buat hari-hari indah dan cinta semunya. Hheemmm, kata Bejo lagi
tegar, Bro!!!.
Pagi itu cerah banget secerah wajah Bejo yang sudah semangat berangkat
beraktivitas.. meski cuaca puncak Bogor pagi itu tetap seperti biasa awan
selalu berkabut, tapi tidak berlaku bagi hati Bejo yang cerah dan hangat
sehangat sambutan orang seisi kantor... di pagi itu. "Suuuurrpraaaiiiissseeee'...!!!"
teriak seisi kantor yang kemudian mereka silih berganti menyalami Bejo,
sedangkan Bejo tetap gak ngerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Selamat Jo, Besok lusa kamu... ja-di berangkat ke Koo-re-aaa...!!!"
Kata pak Boss si Mata Empat itu seakan menjawab berjuta pertanyaan yang
menghantui benaknya. Bejo hanya tersenyum kecil sambil mengucapkan terima kasih
dan kembali kasih, jawab teman-teman sekantornya genit menggoda. "Ohya ini
juga ada bonus untuk tulisan Liputanmu kemaren nyaris sempurna, sampai tau gak
Jo, itu 'Si Ikbal' (Ikatan Banci Lebay) Editor kita sullit
banget nyuntingnya...!! " Kata pak Bos lagi sambil memberikan amplop ke
Bejo. " Bentar pak Bos tapi.. sebenanrnya yang pantas menerima bonus ini
bukan saya tapi Bang Wahid. Soalnya dia hampir seharian tanpa mengenal lelah
berusaha newujudkan tulisan itu. Bang Wahid sini...tolonng terima ini!!"
kata Bejo sambil memberikan amplop itu. "Dia bohong pak Bos, padahal Bejo
yang nulis jadi tulisannya berbobot dan perfektif ...!". "Sssst
sudahlah Cumi, anggep aja ini hari baik Abang Wahid, itu Rizky dari Allah ...
bisa buat beli sepeda Si Panjul anak Abang di Rumah..!" kata Bejo lagi.
"Tapi kalo hanya buat beli sepedanya si Panjul masil lebih banyak nih,
Jo..?!". "Kalo lebih ya gunakan aja untuk nambah-nambah ongkos
persalinan Mbak Susi istri Bang Wahid yang bentar lagi akan melahirkan ... ya
anggap aja uang itu pemberian hadiah dari seseorang hamba Allah untuk sahabat
baiknya..." Kata Bejo ikhlas yang kemudian di sambut peluk hangat Cumi,
sahabatnya."Terima kasih sahabatku, Hmmhukikkk.." kata Cumi terdengar
isak tangis haru. "sudahlah malukan dilihatin ... banyak orang!" Kata
Bejo berusaha menenangkan Cumi. "Temaan-temanku semuanya... sebelum gue
pergi ke Negri Perantauan.... Gue mohooon banget dibukakan pintu ma'af,
kalo-kalo selama jadi teman, partner kerja kalian gue banyak khilaf dan alfa,
banyak nyusahin dan ngerepotin kalian semua, maafkan gue ya... dan..pasti,
pas-ti... pas-ti...nanti gue akan merindukan kalian semua, pas-ti... pas-ti
itu..!". Kata bejo pamitan dan tak terasa air matanya pun mulai deras
terlihat mengalir di sudut matanya, haru.
"Don't
Cry Donnaat... Kita semua sayang kamu kok...!!" Sahut Cumi haru dan kembali
memeluk erat sahabatnya seakan tak kuasa melepas kepergiannya. "Selamat
jalan Sahabat, kami semua pasti merindukan keceriaan gelak tawa candamu sobat,
dan... kalimat-kalimat hikmahmu yang menyejukan kalbu itu.. Selamat jalan
Sahabatku!" kata Cumi sambil melambaikan tangannya sesekali terlihat
menyeka air matanya yang mulai pula membasahi wajahnya, ketika melepas
kepergian sahabatnya itu, BEJO SASONGKO.
Itulah indahnya sebuah persahabatan sejati yang bisa menghibur kita di saat
dalam keadaan apapun. Tatkala duka ia menjadikannya ladang ibadah bagi kita, menjadi
teman setia ketika kita sedang terjatuh..saling mengingatkan ketika lupa dan
saling memberi tidak hanya ketika kita sedang berbahagia tapi saat dalam
keadaan susahpun seorang sahabat sejati masih mampu memberi kedamaian hati bagi
mereka yang benar-benar masih punya hati dan Cinta. Terima Kasih* Tammat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar